Jumat, 05 November 2010

INSYAF


                                                                                     INSYAF

                    Sejak ditinggal pergi abah, aku berubah menjadi anak pendiam dan selalu kesepian. Sebab aku selalu menghabiskan waktu ku bersama abah. Pada suatu hari ibuku pamit untuk pergi ke Malaysia esok hari. Untuk memenuhinkebutuhan hidupku. Terpaksalah aku harus tinggal di rumah nenek di kampung. Aku tidak bisa ikut emak karena aku harus melanjutkan sekolah ku di sini. Mula-mula tinggal bersama nenek biasa saja, tetapi lama kelamaan aku jadi bosan. Aku berubah menjadi anak yang nakal, aku sering memarahi nenek jika dia terlambat memsak makanan. Pergaulan bebas telah mernggut hidupku. Setiap hari tidak afdhal rasanya  bila aku tidak menggak minuman keras, merokok, dan menyuntikkan narkoba ketubuhku. Pernah  ketika uangku habis untuk membeli ganja, aku nekat mencuri uang nenek dan langsung pergi tanpa sepengatahuan nenek. Aku tidak peduli apa yang akan terjadi karena aku sudsh menggigil karenanya.
                   Kenakalanku tidak cukup sampai disitu saja, aku dan teman-teman ku juga pernah berencana untuk membuat pesta miras di ulang tahunku yang ke 17 tahun. Karena uangnya kurang, kami pun memutuskan untuk mencuri di rumah pak Jaman, orang kaya di kampung sebelah. Dengan memakai topeng, dan sarung tangan, kamipun melancarkan aksi tersebut. Tidak ada kendala sedikitpun sewaktu kejadian tersebut. Sebuah laptop, perhiasan dan uang bernilai jutaan berhasil kami dapatkan. Kami pun pesta puas malam itu, walaupun kami tahu bahwa kami pasti sedang di cari polisi.
                   Kami juga sering membuat onar dikampung ini, pernah terjadi tawuran antar kelompok pemuda di kampung ini dengan pemuda kampung lain. Seperti biasa, kami tak mau ketinggalan. Kami menyerang dengan membawa senjata tajam. Perkelahian tersebut terjadi hanya gara gara masalah sepele. Salah satu dari anggota kelompok kami diejek oleh pemuda kampung sebelah. Tentu saja kami merasa tidak senang, maka terjadilah perkelahian tersebut.
                  Pagi harinya dalam keadaan sedang mabuk berat karena tadi malam kami pesta miras, aku pulang kerumah.Tak kudengar lagi nasihat nenekku yang memintaku agar menjadi anak yang baik, sholeh, dan saying kepada orang tua, yang ada dalam pikiranku saat itu adalah makan, tidur, dan sabu-sabu. Tapi ada sesuatu yang aneh terjadi. Tak kudengar lagi suara wanita tua yang datang tergopoh-gopoh dengan tongkatnya datang membukakan pintu. Pintu yang tak terkunci membuatku semakin curiga akan keadaan nenek. Aku menjerit histeris setelah mendapati jasad yang terbaring kaku bersimbah darah. Aku sangat terkejut melihat nenekku telah pergi menyusul abah kea lam barzah. Air mata deras membasahi pipiku. Tak aka nada lagi nasihat nenek yang selalu ku abaikan, aku sangat merasa bersalah atas kematian nenek. Aku tahu siapa yang telah membunuh nenekku. Dia adalah pak Jaman, orang yang rumahnya pernah kami curi waktu itu. Tapi aku tak bisa berbuat apa-apa, karena aku pun sedang di buron polisi. Aku hanya bisa pasrah saja.
                  Suasana menjadi hening, sepi dan dingin. Aku sangat menyesal memperlakukan nenek seperti itu. Aku tak sanggup membendung air mataku. Emak pulang dari Malaysia setelah mengetahui kabar tersebut. Aku menangis dipangkuannya dan berjanji tak akan mengulang kesalahan yang sama.
                  Kini aku akan berubah menjadi anak yang baik. Semua benda haram yang pernah aku gunakan, sudah kutinggalkan. Aku insyaf. Kini aku berjanji akan membahagiakan emak.
                   Aku memanfaatkan keahlianku berdagang untuk usahaku kedepan. Alhamdulillah, 7 tahun kemudian aku telah menjadi orang sukses. Aku berniat memberangkatkan emak naik haji. Dan itu menjadi kenyataan setelah aku menjadi H.Rahmad. Hidupku semakin lengkap setelah Aisyah menjadi pendamping hidupku……

                                                                    THE END


Karya : Rahmah Khairani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar